← Back to portfolio

[Common Ground] Everything in Between - Kayuhan Sepeda dari Belanda ke Indonesia

Perjalanan untuk manusia, hewan, dan pohon



Beberapa orang suka bersepeda buat mengisi waktu luang sembari olahraga. Ada juga yang bersepeda buat jadi profesi, ikut kompetisi di dalam dan luar negeri. Kalo Marlies Fennema dan Diego Yanuar bersepeda untuk mengeksplor dunia dan juga menggalang dana yang mereka tujukan untuk manusia, hewan, dan pohon. Mereka pun memutuskan untuk melakukan perjalanan sepeda dengan rute yang cukup panjang, yakni dari Belanda ke Indonesia dalam proyek yang mereka beri
nama “Everything in Between”.

“Marlies di Belanda, gue di Jakarta. Kadang dia nyamperin gue naek pesawat. Gue nyamperin dia juga naik pesawat. Gitu gue mikir ada banyak negara yang terlewat. Terus Marlies bilang ‘Kenapa nggak sepedaan aja ke Indonesia?’. Dari situ gue seriusin,” ujar Diego menceritakan ide awal dari proyek Everything in Between.

Keduanya pun mengatur rencana dan melakukan berbagai persiapan. Dalam waktu dua tahun keduanya mempersiapkan diri sebelum akhirnya turun ke jalanan dengan kayuhan sepeda. Marlies dan Diego menghabiskan waktu 11 bulan, menempuh 12.000 km, dan melalui 23 negara. Dari perjalanan tersebut, keduanya berhasil mengumpulkan donasi sebesar €15.000. Donasi tersebut pun
mereka saluran melalui Lestari Sayang Anak, Jakarta Animal Aid Network, dan Kebun Kumara.

Setelah menyelesaikan perjalanan tersebut, keduanya disambut hangat oleh para kerabat. Cerita perjalanan mereka pun disebarkan melalui banyak bentuk. Mulai dari pameran “Everything in Between The Exhibition” yang diadakan pada 12-24 Maret 2019 lalu di Kopi Kalyan. Dan juga Marlies berkesempatan membukukan catatan perjalannya melalui buku “Everything in Between” yang bisa lo dapatkan di toko buku.

Marlies dan Diego menyelesaikan perjalanannya. Keduanya mencari makna hidup dalam perjalanan dengan sepeda. Juga berupaya berbagi pada sesama. Nah semangat mereka bisa lo tiru. Mungkin nggak perlu dengan bersepeda Belanda-Indonesia tapi bisa dengan bentuk apa aja. Yuk! (Christ)

(Tulisan ini ditulis untuk rubrik “Common Ground” yang diterbitkan pada Provoke! Magazine edisi 148, Mei 2019)